bem.fast.uad.ac.id, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta– Proses diskusi memainkan peranan penting dalam seluruh kehidupan sehari-hari. Karena hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari demokrasi dan perilaku kita sebagai perorangan, terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi kalangan peminat dan pemerhati kajian dan isu sosial-politik-sains dan teknologi, kegiatan diskusi adalah kegiatan yang cukup penting dalam mensosialisasikan ide, gagasan, agitasi dan bahkan propaganda-propaganda organisasi atau personal.

Isu sampah menjadi permasalahan yang tidak pernah dapat terselesaikan, setiap hari setiap orang akan memproduksi sampah, bahkan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastisk terbesar kedua. Tentunya hal ini menjadi isu yang perlu diperhatikan oleh warga Indonesia sendiri, terutama bagi Mahasiswa yang merupakan akademisi yang harus melek isu. Lalu apa yang menyebabkan Indonesia menempati peringkat kedua penyumbang sampah plastik terbesar? Tidak lain adalah kesadaran masyarakat yang kurang terhadap permasalahan sampah di sekitar, sehingga membuang sampah sembarangan ataupun penggunaan produk berbasis plastic menjadi hal biasa bagi masyarakat. Faktor lainnya adalah regulasi dari pemerintah itu sendiri, penegakkan aturan hokum terkait permasalahan oleh pemerintah kepada masyarakat yang kurang serius,

Terkait hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (BEM FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) departemen kajian dan strategi mengadakan kegiatan “Ruang Diskusi Publik” pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 secara offline yang bertempat di Ruang Kaca Sayap Barat lt.10 Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan Ruang Diskusi Publik yang mengangkat tema “Inefficiency Waste Management: Public Awareness & Government Regulation” yang di mana merupakan sebuah topik diskusi mengenai waste management dalam mengelola sampah dan dampak yang dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan limbah seperti toxic effects dari anorganik maupun biodegradable yang terdapat di dalamnya.

Ketua pelaksana Anhar Suryadi mengungkapkan bahwa kegiatan diskusi ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan sikap kritis mahasiswa terkait permasalahan sampah di sekitar. Isu terkait permasalahan sampah menjadi topic yang menarik untuk dibahas, karena beberapa penyebab :

  1. Permasalahan sampah di Indonesia yang masih kurang perhatian
  2. Beberapa waktu lalu sebuah TPA ditutup karena terjadi penumpukan sampah
  3. Kurangnya kesadaran masyarakat terkait permasalahan sampah di sekitar

Acara yang diikuti oleh Mahasiswa UAD dan Umum ini menghadirkan beberapa pihak yang menjadi pemantik dari kegiatan diskusi ini. Ada Bapak Ananto Isworo, S.Ag selaku founder dari Gerakan Shadaqah Sampah, Saudara Fauzan Munib selaku Manager Operasional Daur Resik, dan Ibu Mareta Hexa Sevana, S.T., MIDS, MURP

Sesi diskusi pertama disampaikan oleh Pak Ananto Isworo, S.Ag selaku founder dari gerakan shadaqah sampah, dan beliau menyampaikan beberapa point di dalamnya:

– Sisa limbah yang masih mengandung energi ini masih mengandung energi ini bisa diproduksi jadi barang

– Sampah dapat membawamu menuju surga atau neraka

– Membuang sampah yg bisa dimanfaatkan sama saja haram karena dpt membunuh 1 makhluk hidup yg brti jg membunuh semua makhluk hidup

– Gerakan Shodaqoh Sampah tidak terikat volume,waktu, tugas ,penerimaan dll.

Saudara Fauzan Munib selaku Manager Operasional Daur resik menjadi pemantik kedua, yang mana telah dijelaskan pada sesi pertama oleh pihak GSS bahwa pola hidup sehat berasal dari bagaimana kita mengelola sampah, bagaimana kita bisa  menjaga lingkungan agar tetap bersih dengan menempatkan sampah di tempat yang tepat. Oleh daur resik sendiri dijelaskan bahwa pemilahan sampah harus menjadi lifestyle, yang mana sampah-sampah yang kita hasilkan setiap hari harus menjadi lebih tepat pengelolaannya, yaitu dengan mengelompokkan sampah-sampah berdasarkan jenisnya. Dengan hal tersebut, sampah-sampah yang nantinya akan dikelola menjadi lebih mudah dan tentunya tidak akan menyulitkan ketika sampah-sampah tersebut akan di kelola oleh pihak pengelola.

foto pemilahan sampah

Pemantik ketiga, Ibu Mareta Hexa Sevana, ST, MIDS, MURP selaku perwakilan dari dinas lingkungan hidup kota Yogyakarta menyampaikan penanggulangan terkait TPS Piyungan dan penanggulangan-pengelolaan sampah dari setiap rumah dan kelurahan. Beliau juga menyampaikan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan lebih banyak sejak pandemi. Setiap tempat dan kecamatan harus punya tempat sampah sendiri yg dikelola oleh masyrakat setempat.

“Untuk mengatasi permasalahan sampah, pihak pengelola harus mempercepat proses pengangkutan dan pemilahan sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah, karena TPA yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung jumlah sampah yang dihasilkan” ungkap Ibu Mareta.

Beliau juga menyampaikan beberapa point yang menjadi topik diskusi di acara tersebut:

  • Di setiap daerah harus mengurangi tiga puluh persen jumlah timbunan sampah per daerah.
  • Anggaran yang tersedia belum mencukupi untuk mengatasi permasalahan sampah di . Perlu adanya bantuan teknologi
  • Penyontohan pemanfaatkan maggot untuk mengatasi masalah sampah. Magot dapat jadi daya jual, kapsul, dan obat.
  • Urusan lingkungan hidup menjadi layanan dasar sebagai pelayanan energi yang dapat manfaatkan masyarakat